Jumat, 29 Januari 2010

Sejarah Tentang Sebuah Pengakuan




Terbentur pada tembok pemisah yang sangat tebal
yang dibangun dari pasir ketidakpercayaan
dan semen-semen kerapuhan hati atas apa yang terjadi masa itu,
Wajah binatang berkeliaran bebas di sepanjang perjalanan
Dan mereka hanya tertawa atas sebuah pengakuan
Atas cita yang terpancar ingin dI akui
Deting berjalan perlahan cepat, tinggalkan rasa dan lupakan cinta
Tidak jelas mengapa menjadi seperti ini?
Terlalu naïf menunggu sang penyelamat kan datang
Karena dia takkan pernah datang
Bahkan malaikatpun menjadi seekor binatang kelak
Melankolis akhirnya pun juga akan menjadi seorang yang munafik
tak henti berteriak di sepanjang makam
Menunggu setan-setan melayat atas kepergiannya….
Mungkin lebih baik meninggal sebelum diakui
Biar menjadi sejarah untuk putra-putri kesedihan kelak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar